Kamis, 18 Agustus 2016

penguntit tua

 
akhir pekan kemarin
aku berjalan kaki cukup jauh
dan sendirian
dari kosanku di pemukiman gerah
menuju area rumah-rumah pagar raksasa
memakai kaus putih lusuh
air minum dan buku catatan hangat terlindung rapih didalam tas selempang kesukaanku
dan lagu-lagu keroncong di telinga
aku menuju taman
memberi senyum penjaga rumah kosong
menatap udara didepan pagar berkarat rumah tua
taman terlalu ramai
aku tidak suka
 
aku berbelok
ada suara penjual eskrim
aku mengikuti suaranya
dan berada tepat dibelakangnya
melihat anak laki-laki berseragam merah mengayuh sepedanya
panas waktu itu
padahal baru pukul Sembilan pagi
dunia pun sudah gerah hidup rupanya
aku berkeringat
anak laki-laki penjaja eskrim pun
satu atau dua jam aku mengikutinya
belum laku juga
 
pembututanku berakhir saat aku melihat rumah tua kosong
ada kucing diatas bak sampah di halaman rumahnya
kucing tua
sakit dan
kesepian
nasib kami sama
 
atau jangan-jangan aku memang kucing tua
aku masuk ke dalam rumah tua itu
punggungku sakit
aku percaya setan
karena aku juga percaya peri dan penyihir ada
aku mengelus kucing itu dan bilang
"aku mau cari warteg, jangan kemana-mana"
 
sialan
dasar orang-orang banyak uang
susah sekali menemukan warung makan di perumahan yg pagarnya bisa sampai ke langit
mereka tidak akan mungkin menjamah tempe yg digoreng dikuali hitam
aku berputar-putar dan terus mencari
dan akhirknya kutemukan
warung makan tepat di samping tempat pembuangan sampah
disana ada beberapa petugas kebersihan sedang sarapan
aku membeli ikan tongkol dua potong
lalu aku bersihkan dengan air minum bekalku agar bumbu sambalnya hilang
dan tepat beberapa langkah ada kucing lain kelaparan
aku berikan sebagian
 
lalu aku kembali ke rumah tua itu
halamannya luas sekali
ada pohon jambu air di pojok pagar mencuat ke jalanan
dan si kucing tua masih berbaring di sana
kakinya seperti sakit
wajahnya jelek sekali
tapi dia mendengar ucapanku
untuk setia menunggu
manusia belum tentu bisa
 
aku menaruh ikan tongkol di hadapannya
dia makan lahap
punggungku semakin sakit
penjual sayur didepan pagar melihatku dan menyuruhku keluar
tanganku panas karena mencuci sambal
aku tinggalkan kucing tua yg sedang sibuk mengunyah
dan bilang
"semangat!"
 
ketika sudah di muka pagar
aku berteriak dan memandang sekeliling rumah
"kita berteman tahu!"
lalu sakit punggungku serta merta hilang
 
 
aku akan banyak berjalan kaki sendirian
setelah ini
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar