Jumat, 22 Februari 2019

apa

apa sebenarnya yg aku butuhkan?
pertanyaan-pertanyaan itu muncul lagi
"lebih pas sendirian"
mungkin memang iya
mungkin aku akan mati
dalam keadaan tenggelam oleh kesedihan sendiri
apa ini pengulangan?
atau semuanya bisa aku atur adanya
aku tidak mau kabur kali ini
dan tidak mau bersembunyi
kenapa aku terlahir?
kenapa aku mempunyai agama ini?
kenapa ceritaku begini?
kenapa aku?

Kamis, 17 Januari 2019


membawa diriku ke atas bukit
langit biru mengurungku
hutan-hutan semakin langka
menginjak rumput hanya untuk orang-orang berduit
membawa diriku ke atas bukit
menangis
maafkan aku yg seringkali melupakanmu
dan menjadi pengemis tanpa pilihan
membawa diriku ke atas bukit
rasa sakit kemarin adalah pelajaran
dan aku siap membuka jiwa dan energi baru
membawa diriku ke atas bukit
memakaikan cincin di jari manis
memeluk pundak yg selalu keberatan
menarik nafas dengan lembut
memejamkan mata
berterimakasih
membawa diriku ke atas bukit
mari kita berjuang lagi
percaya lagi
memaafkan lagi
menerima lagi
membawa diriku ke atas bukit
maukah aku ada untuk diriku
saat sedih maupun senang?
saat sehat maupun sakit?
saat kaya maupun miskin?
aku mengangguk
dan menangis
membawa diriku ke atas bukit
dan menjadi satu lagi
seperti waktu di dalam rahim

Kamis, 03 Januari 2019

MONOGAMI


Aku terlahir dari keluarga tidak lengkap
Ibuku dipoligami oleh suaminya
saat ibuku masih sangat muda
ia menikah karena suaminya memaksa dan mengancam
lalu, sering berselingkuh
ibuku memiliki 3 orang anak
lalu bercerai
dan menikah dengan Bapakku
duda ditinggal mati dengan 2 orang anak
hanya aku anak mereka
ibuku tidak pernah percaya 100% dengan laki-laki
setelah kejadian itu
Ia selalu menasihatiku
"jangan gampang percaya"

aku sendiri pernah berselingkuh
saat aku masih remaja
dan belum mengerti apa itu komitmen
dengan mudah aku menerima ajakan kencan
dan hubunganku selalu berlangsung lama
lalu, saat aku umur dua puluhan
aku mengenal komitmen
dan hubungan yg serius
aku diselingkuhi
dan rasanya duniaku hancur
ditambah Bapakku pergi
lalu, aku berpikir
aku tidak mau orang lain menangis sampai sesak seperti yg aku rasakan
tapi, dengan mudah aku berlanjut ke hubungan-hubungan yg lain
aku sudah memulai menjadi pemakan sayur
tetapi kesadaranku belum penuh
aku memulai lagi tanpa berpikir
aku lupa pesan ibuku
aku terlalu percaya
dan menyerahkan segalanya
lalu, aku dikhianati lagi
aku memaafkan dan menerima
karena aku sadar
akupun belum sepenuhnya terbuka
dan rasa sakit empat tahun yg lalu
berputar lagi
aku pingin kabur lagi
dan akhirnya
aku putuskan untuk fokus pada diriku
mencari kebahagiaan dalam diri sendiri
membagi apa yg aku alami
dan meneruskan rasa kasih

waktu masih remaja
saat ada orang yg menyukai diriku
aku akan senang dan merasa berharga
tahun 2018
banyak sekali orang-orang yg berdatangan ke dalam hidupku
memaksa, merayu dan menuntut asmara ini itu
tidak ada yg aku turuti
aku sedang bingung
dan fokus pada satu tempat
yg berusaha aku rawat
dan pada akhirnya lepas dengan sendirinya
secara organik

malam tahun baru
aku tidak pergi kemana-mana
selain kakiku yg sakit
juga aku berkontemplasi
2018 tahun yg berat
banyak hal terjadi
dan aku mengurutkan segala pelajaran yg aku alami tahun kemarin
aku adalah Monogami
aku tidak multitasking
aku tidak bisa membagi hatiku saat aku sudh berkomitmen
aku tidak bisa berkarya saat aku banyak pikiran
aku adalah orang yg terlalu setia
dan terlalu mudah percaya
mudah disakiti
dan mudah dibuat senang
mungkin, suatu saat aku bertemu pasangan hidup
dan ia mati
satu minggu kemudian aku juga akan mati

selanjutnya, hubungan dengan manusia memang selalu rumit
apalagi ditambah kemajuan teknologi
dahulu
berkenalan mungkin saat bertemu di suatu tempat
mengunjungi rumah musti mengetuk pintu
menjadi manis dan romantis adalah hal biasa
dahulu
mengenal seseorang cukup dengan
nama, asal, alamat rumah
hobi, pekerjaan, orang tua
jika sudah sering bertemu
bisa mulai bercerita masa lalu

sekarang
tidak cukup
disamping hal-hal di atas
kita musti tahu sosial medianya
dan semakin banyak tahu justru semakin menyakitkan

membangun kepercayaan sendirian
adalah naif
hubungan adalah kesepakatan
karena hubungan yg jujur hanya dengan diri sendiri
hubungan dengan manusia tidak pernah mudah
perawatannya tidak boleh putus
beda hubungan antara manusai dengan tuhan
3 bulan kamu berhenti memikirkan tuhan
saat kamu kembali lagi
tuhan masih di sana
tetapi manusia tidak bisa diperlakukan begitu
bahkan hubungan dengan belahan jiwa yg kamu yakini
pun musti dirawat
dengan sungguh-sungguh
musti menawarkan rasa senang
atau salah satunya akan menderita
musti merasakan kemelekatan yg merata
salah satu menderita
mempunyai beban
salah satunyapun
salah satunya bahagia
memiliki kesenangan
salah satunyapun
musti saling mendukung
dan tumbuh bersama-sama
tidak ada hubungan yg instan
konflik akan selalu ada di planet ini
karena mereka adalah penyeimbang
dan kita tidak bisa mengontrol itu
kecuali diri kita sendiri

dan,sentuhan fisik untukku
adalah sakral
aku tidak percaya dosa
tapi, aku percaya itu begitu sakral

karena
saat melakukan hubungan fisik
bagian tubuhmu memiliki energi sendiri
lalu, dimasuki oleh fisik dengan energi yg lain
lalu, tubuh menjadi satu
dan energi bergabung
untuk membuang energi itu
membutuhkan waktu dan serangkaian ritual diri
dan lagi-lagi bukan proses satu malam
untuk menghapus dan melupakannya
dan ini pelajaran untukku
mungkin, hubungan fisik sebelum menikah itu penting
setidaknya tidak menjadi obrolan tabu
tentang kebiasaan dan kesenangan
karena hubungan fisik adalah faktor yg besar
dan berpengaruh besar pada energi manusia

tahun ini
aku berumur 26 tahun
dan aku fokus pada kebahagiaan diriku sendiri
aku fokus berbagi
dan menjadi lebih halus dan menerima diriku
secara penuh
aku berpasrah dan menerima pada semesta
tentang siapa saja yg akan mendukungku
tapi, apapun yg terjadi
kebahagiaan sesungguhnya hanya ada di dalam diri




“Dari Aku untuk Aku”



tulisan di bawah ini aku tulis
saat aku mau bunuh diri tahun lalu
dan setelah aku tenang sekarang
aku membaca ulang
dan rasanya menjadi indah
mungkin ada yg membacanya suatu hari
atau saat aku benar-benar mati secara alamiah
ini akan menjadi perantara yg halus







“I would like to leave this city, this old town don’t smell too pretty...
And i can feel the warning signs running around my mind”

Lirik lagu ciptaan Noel Gallagher untuk band oasis dan dinyanyikan ulang oleh Aurora
Lirik lagu itu rasanya nyata bagiku
Aku sudah menceritakan ke beberapa teman tentang keinginanku pindah dari kota
Dan bercerita hanya kepada dua orang teman tentang perasaanku yg tidak menyatu dengan dunia
Kenapa aku ada di sini? Dan untuk apa?
Lirik lagu itu aku putar di kereta dengan kabel musik
Aku menangis di kereta
Aku tutupi dengan masker mulut yg aku tarik lebih dalam ke arah mata
Dan aku menghadap ke pintu kereta
Melihat langit biru yg hanya ¾ sisanya bangunan manusia
Aku merasa bukan bagian dari kota tua ini
Walaupun saat orang-orang mengumpat dan mengeluh soal kota ini
Aku lebih memilih diam
Dan mengakalinya sendiri
Dengan meromantisasi gang-gang lama
Kakek tua penuh senyum
Hutan kota sepi
Taman-taman yg bisa diinjak rumputnya
Meromantisasi masa kecilku
Tanah lapang
Bermain di malam terang bulan
Halaman belakang yg subur
Walaupun, pada akhirnya
Rasanya aku mau kabur saja
Aku menangis di kereta
Dan aku bilang aku siap untuk beristirahat kalau memang itu yg seharusnya
Aku rindu bapakku

“so here i go, i’m still scratching around in the same old hole
my body feels young but my mind is very old”
saat aku menulis ini
aku dalam keadaan depresi lagi
vaginaku mengeluarkan cairan coklat lagi
sama seperti waktu Bapak pergi
aku selalu bercerita tentang Bapakku
tapi, apakah saat Bapakku hidup aku ini anak yg baik?
Tidak!
Aku bahkan tidak sadar kalau kematian itu salah satu fenomena hidup
Melalui kematian Bapakku aku diingatkan kalau
Kehilangan adalah ilusi
Aku tidak pernah memiliki apapun kecuali jiwaku sendiri
Dan sejak kelahiran sampai fase kematian
Dengan apa aku mengisi bentang itu?
Aku sudah melewati sekali banyak hal
Bahkan mungkin sedikit lebih banyak dari orang-orang seumuranku
Sejak kecil sampai dua puluh lima tahun ini
Sejak kecil aku sudah
Hidup sendirian, karena ibu dan bapakku kerja
Ibuku bekerja jauh dari rumah dan bapakku bekerja di dekat rumah
Saat istirahat jam kerja, ia pulang
Aku memasak diajarkan Bapak
Dan mengantarkan aku ke sekolah dengan sepedah
Mengecek PR ku
Mengajarkan aku melukis dan menulis puisi
Membawakan aku kaset-kaset lagu lama
Membelikan aku coklat saat hari ulang tahunku
Mengajarkanku sayang kucing dan memaafkan
Kalau aku ingat hal-hal itu semua
Aku rasanya mau kabur dari dunia ini
Karena kita tidak akan bisa menyadari waktu itu begitu singkat
Atau sebenarnya juga hanya ilusi
Sampai kita merasakan kehilangan itu sendiri
Aku tahu semua fenomena hidup ini adalah pelajaran
Termasuk soal cinta
Aku berbohong
Berkhianat
Memulai lagi
Berbohong dan berkhianat
Dibohongi dan dikhianati
Memulai lagi
Dan seterusnya
Tahun ini aku diberikan pelajaran
Kalau pada dasarnya
Aku adalah seorang yg sangat setia dan sensitif
Dari fenomena bertemu seseorang
Dan merasa disakiti
Akhirnya, semesta menunjukku untuk ke psikolog
Di psikolog aku ditunjukkan garis merah kesedihanku
Kalau, aku belum selesai dengan diriku
Belum memaafkan diriku
Soal Bapakku dan masa lalu
Yg tak pernah dimengerti keluarga atau orang terdekatku
Di titik balik aku memutuskan untuk memaafkan diriku
Memaafkan sekelilingku
Menerima semua keadaan yg ada
Dan bersyukur
Dan sudah jelas ternyata aku “monogamy”
Aku tidak bisa membagi perasaanku
Untukku perasaan dan sentuhan
Adalah sakral
Dan kepercayaan yg tinggi
Mungkin, saat pasanganku mati
Seminggu kemudian aku juga akan mati
Lalu, saat aku menyadari itu semua
Aku dikhianatai dan dibohongi
Aku memulai lagi
Memaafkan diriku, menerima diriku
Memaafkan orang lain, menerima orang lain
Lalu, aku disakiti lagi
Lalu,
Aku bertanya-tanya lagi
Kenapa aku memilih untuk bertahan atas semua rasa sakit ini?


“So what do you say? You cant give me the dream that are mine anyway”
Aku ingat kata Mahatama Gandhi
“you must be the change, you wish to see the world”
Saat aku disakiti
Sangat mudah untuk memilih membalas menyakiti
                                                                          Tetapi itu proses yg instan                  
Rasa puasnya tidak akan bertahan lama
Lalu, aku memilih untuk memaafkan
Dan membuang kesedihan sendirian
Tapi, terkadang aku bertanya-tanya
Kenapa aku diperlakukan begini?
Apa gunanya aku di sini?
Lalu,
Aku selalu dihadapkan dengan makhluk-makhluk yg minta pertolonganku langsung
Bukan, bukan karena aku baik
Tapi, mereka ada di hadapanku dan memintaku
Insting sensitifku sudah pasti memilih untuk menolong
Seperti yg terjadi hari ini
Temanku yg tiba-tiba minta bertemu saat sedang depresi dan butuh teman bicara
Nenek tua di stasiun yg tidak bisa naik tangga dan tidak ada yg menolong
Dan berdiri tepat di hadapanku saat aku lewat
Ibu yg keberatan membawa belanjaan dan hampir terjatuh
juga berdiri tepat di hadapanku saat aku lewat
kucing sakit yg duduk tepat di depan pintu rumahku
kakek nyasar yg duduk tepat di sampingku
anak perempuan buta yg minta ditunjukan jalan
dan bilang terimakasih dengan senyuman
pohon yg aku ajak bicara dan datang angin meniup ke arahku
sehingga dahannya menubruk dadaku
dan dahan sisanya melingkar di pundakku
dan rasanya seperti dipeluk alam
dan ia seperti  bilang terimakasih sudah lama tidak ada manusia yg menyapanya
dan itu baru hari ini
masih banyak hari-hari lain yg tidak aku sadari
Dan jawabannya sudah jelas diberikan oleh semesta
Banyak hal yg bisa aku lakukan
Selain memilih untuk menggali lubang kesedihan yg sama
Dan berpikir soal pergi
Bapakku sudah di fase kesadaran yg lain
Impianku adalah menjadi diriku sendiri
Menemukan kebahagiaan dari dalam
Secara utuh dan tidak bisa diganggu oleh makhluk luar
Dan keadaan luar
Dan itu adalah perjalanan
Perjalanan seumur hidup


“i’ve been lost, i’ve been found but i don’t feel down”
Setelah ilusi itu lenyap
 aku mempelajari beberapa pertanyaan
yg aku ciptakan sendiri
aku ingat sekali
waktu SD, aku pulang sekolah sendirian
aku melihat langit dan bertanya
"Tuhan sekolah dimana ya bisa jadi Tuhan?"
aku ingat sekali aku bertanya begitu
keluargaku semuanya relijius
pertanyaan-pertanyaan itu muncul di bawah alam sadarku
semakin bertambah umur
kesadaran muncul dan pertanyaan harus dihentikan
karena justru itu membuat pertanyaan-pertanyaan baru
aku tidak melabelkan diriku apapun
aku adalah jiwa yg sadar dan utuh
tidak setengah penuh
atau setengah kosong
dan aku tidak memerlukan gelas untuk mengisinya
aku percaya
segala perbuatan yg aku lakukan
akan berputar memberikan pelajaran
aku belajar islam, hindu, budha, kristen, agnostic, atheis, paganisme dll
dan aku bukan berada diantara mereka
aku percaya diriku adalah semesta
aku percaya energi
aku percaya semua makhluk hidup sekecil apapun adalah semesta
dan semuanya saling berhubungan
seperti satu bagian tubuh
saat hutan dibakar
maka manusia, tumbuhan, hewan akan sakit
lalu punah
aku tidak percaya ada surga maupun neraka
aku percaya kebaikan adalah obat sakti
dan perbuatan tidak menguntungkan juga akan kembali ke diri kita
aku percaya aku akan menarik energi yg sama
seperti energi yg aku keluarkan sendiri
aku percaya kematian adalah keindahan
dan aku percaya jiwa kita abadi
seperti apa kamu ingin dikenang jika sudah tiada?
aku berharap, kalian memiliki hidup yg luar biasa indah
sehingga kalian tidak punya waktu mengingat kepergianku