Tidak ada yg mengerti aku
Mendengarkan aku
Apa guna dua tahun penuh rasa sakit ini?

Setiap kali hari lahir datang
Aku semakin kesepian
Bersedih
Kangen bapak
Dua puluh lima

Pengulangan

Pertanyaan-pertanyaan itu muncul
Dan setiap kali muncul punggungku sakit
Perasaan ini terulang mengulang
Jadi siapakah yg bermasalah?
Apakah ini karma?
Apa yg aku butuhkan?
Dan apa ini adil?
Waktu memang sebentar
Tapi rasa sakit ini tak akan pudar
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul
Bisakah aku hanya melihat Ibu?
Dan impian yg membuatku gila
Membuatku menjadi pendiam
Membuatku takut
Bisakah aku hidup bebas?
Berdiri dengan atau tanpa siapa?
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul
Apakah aku harus selalu merengek dan mohon ampun?
Apakah ini setara dengan rasa sakitku?
Pertanyaan-pertanyaan itu ini disana disini muncul
Aku berdoa agar Tuhan memelukku selamanya

menurut ramalan shio

tahun ini adalah tahun yg berat untuk shio ku

dan aku menunggu kabar ramalan tarot dari teman pembohong

oh apakah masih bisa dipanggil teman?

teman-teman yg sudah menikah membuat kelompok sendiri

tokoku sepi

aku pilek dan kelaparan

apakah benar ini kesialan?

aku masih punya tangan

dan pikiran

rasa takut ini ada

dan kadang muncul tak disangka-sangka

aku jatuh

lalu bangkit sendiri

aku tak bisa menceritakannya kepada siapapun

tak ada yg mengerti

aku harap aku tak menyerah

dan pulang sendiri

aku harap aku kuat

dgn tangan

dan pikiran

apa yg terjadi
jalani

minggu yg berat

minggu yg berat

kematian

energi terlepas

semua wajar adanya

hal yg aku takutkan terjadi

sepertinya inilah lonceng kedua

untuk kabur

dan memulai benar-benar dari akar

semua meragukan

apakah akupun?

siapa lagi yg bisa memikul ini

kalau aku sendiri pun gelap

ibu bapak terang

selamat siang

ini adalah negara indah

hanya saja sudah lelah

aku harus bertemu penguasa

pukul satu atau dua

dan menunduk

atau diberi peringatan

maka aku akan menangis setelahnya

dan kalau berani

kabur lagi

bagaimana pilihannya selain hidup dan mati?

pada kenyataannya aku memang hanya hidup di fantasi

di kehidupan nyata aku kikuk dan pendiam

kapan aku berani?

apa sebaiknya aku berhenti bermimpi?

dan menyerah telanjang