Selasa, 12 Januari 2016

 
engkong
dan pengalaman kematian
 
tidak seburuk waktu bapak pulang
engkong yg kedua setelahnya
rasanya masih bisa diatur
tidak memburu seperti dulu
aku masih sadar
dan tidak mimpi buruk
mungkin karena kurang tidur
engkong dulu jawara kampung
badannya tegap dan berwajah tampan
saat tua
mengisi waktu luang dengan mengumpulkan nasi kering
untuk makanan bebek
hasil setahun ia kumpulkan di kaleng
dan diberikan ke anak-anak kecil saat lebaran
mengantri panjang
pasti
kerena tangan engkong sudah gemetar dan lemah
tapi menyenangkan
semua tamu tertawa ria
sementara engkong masih sibuk mengeluarkan uang dari kaleng
aku menggambar situasi saat itu
tidak terlalu tertarik dengan obrolan saudara-saudara
kekayaan
baju baru
pernikahan
sama sekali tidak
aku pasti duduk berpisah
dan menikmati pemandangan ini dengan
sangat tenang
 
engkong,
tidak akan ada lagi
anak-anak kecil mengantri panjang
tidak akan ada lagi
yg membeli roti hangat 5 buah
tidak akan ada lagi yg membunuh lalat dengan sapu lidi
tidak akan ada lagi
engkongku yg gagah
tidak akan ada lagi
yg bercerita tentang masa penjajahan dulu
tidak akan ada lagi
 
tersisa 3 perempuan di rumah
enyak, mama dan remaja cengeng
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar